Suatu studi mengukuhkan, bahwa berjalan
dengan tergopoh - gopoh dan bukan jalan santai memberi banyak sekali
manfaat bagi tubuh dan kesehatan kita. Dan bagi para pendaki gunung,
tentu tehnik berjalannya bukan berjalan santai, tetapi berjalan dengan
tenaga prima dan penuh. Bayangkan, pendaki berjalan menyusuri lereng dan
penuh tanjakan, demikian juga sewaktu turun gunung, juga tak akan bisa berjalan dengan santai layaknya hendak pergi berjalan menuju tempat sunatan!
Dan inilah sembilan manfaat untuk jinakkan penyakit dengan berjalan bukan jalan santai:
1. SERANGAN JANTUNG
Pertama - tama tentu menekan risiko serangan jantung. Kita tahu otot
jantung membutuhkan aliran darah lebih deras ( dari pembuluh koroner
yang memberinya makan ) agar bugar dan berfungsi normal memompakan darah
tanpa henti. Untuk itu, otot jantung membutuhkan aliran darah yang
lebih deras dan lancar. Berjalan kaki tergopoh - gopoh memperderas
aliran darah ke dalam koroner jantung. Dengan demikian kecukupan oksigen
otot jantung terpenuhi dan otot jantung terjaga untuk bisa tetap cukup
berdegup.
Bukan hanya itu. Kelenturan pembuluh darah arteri tubuh yang terlatih
menguncup dan mengembang akan terbantu oleh mengejangnya otot - otot
tubuh yang berada di sekitar dinding pembuluh darah sewaktu melakukan
kegiatan berjalan kaki tergopoh - gopoh itu. Hasil akhirnya, tekanan
darah cenderung menjadi lebih rendah, perlengketan antar sel darah yang
bisa berakibat gumpalan bekuan darah penyumbat pembuluh juga akan
berkurang. Lebih dari itu, kolesterol baik ( HDL ) yang bekerja
sebagai spons penyerap kolesterol jahat ( LDL ) akan meningkat dengan
berjalan kaki tergopoh - gopoh. Tidak banyak cara di luar obat yang
dapat meningkatkan kadar HDL selain dengan bergerak badan. Berjalan kaki
tergopoh - gopoh tercatat mampu menurunkan risiko serangan jantung
menjadi tinggal separuhnya.
2. STROKE
Kendati manfaat berjalan kaki tergopoh - gopoh terhadap stroke
pengaruhnya belum senyata terhadap serangan jantung koroner, beberapa
studi menunjukkan hasil yang menggembirakan. Tengok saja bukti alami
nenek - moyang kita yang lebih banyak melakukan kegiatan berjalan kaki
setiap hari, kasus stroke zaman dulu tidak sebanyak sekarang. Salah satu
studi terhadap 70 ribu perawat ( Harvard School of Public Health
) yang dalam bekerja tercatat melakukan kegiatan berjalan kaki sebanyak
20 jam dalam seminggu, risiko mereka terserang stroke menurun
duapertiga.
3. BERAT BADAN STABIL
Ternyata dengan membiasakan berjalan kaki rutin, laju metabolisme tubuh
ditingkatkan. Selain sejumlah kalori terbuang oleh aktivitas berjalan
kaki, kelebihan kalori yang mungkin ada akan terbakar oleh meningkatnya metabolisme tubuh, sehingga kenaikan berat badan tidak terjadi.
4. MENURUNKAN BERAT BADAN
Ya, selain berat badan dipertahankan stabil, mereka yang mulai kelebihan
berat badan, bisa diturunkan dengan melakukan kegiatan berjalan kaki
tergopoh - gopoh itu secara rutin. Kelebihan gajih di bawah kulit akan
dibakar bila rajin melakukan kegiatan berjalan kaki cukup laju paling
kurang satu jam.
5. MENCEGAH KENCING MANIS
Ya, dengan membiasakan berjalan kaki melaju sekitar 6 km per jam, waktu
tempuh sekitar 50 menit, ternyata dapat menunda atau mencegah
berkembangnya diabetes Tipe 2, khususnya pada mereka yang bertubuh gemuk
( National Institute of Diabetes and Gigesive and Kidney Diseases ).
Sebagaimana kita tahu bahwa kasus diabetes yang bisa diatasi tanpa
perlu minum obat, bisa dilakukan dengan memilih gerak badan rutin
berkala. Selama gula darah bisa terkontrol hanya dengan cara bergerak
badan ( brisk walking ), obat tidak diperlukan. Itu berarti bahwa berjalan kaki tergopoh - gopoh sama manfaatnya dengan obat anti diabetes.
6. MENCEGAH OSTEOPOROSIS
Dengan gerak badan dan berjalan kaki cepat, bukan saja otot - otot badan
yang diperkokoh, melainkan tulang - belulang juga. Untuk metabolisme
kalsium, bergerak badan diperlukan juga, selain butuh paparan cahaya
matahari pagi. Tak cukup ekstra kalsium dan vitamin D saja untuk
mencegah atau memperlambat proses osteoporosis. Tubuh juga membutuhkan
gerak badan dan memerlukan waktu paling kurang 15 menit terpapar
matahari pagi agar terbebas dari ancaman osteoporosis. Mereka yang
melakukan gerak badan sejak muda, dan cukup mengonsumsi kalsium, sampai
usia 70 tahun diperkirakan masih bisa terbebas dari ancaman pengeroposan
tulang.
7. MEREDAKAN ENCOK LUTUT
Lebih sepertiga orang usia lanjut di Amerika mengalami encok lutut ( osteoarthiris
). Dengan membiasakan diri berjalan kaki cepat atau memilih berjalan di
dalam kolam renang, keluhan nyeri encok lutut bisa mereda. Untuk mereka
yang mengidap encok lutut, kegiatan berjalan kaki perlu dilakukan
berselang - seling, tidak setiap hari. Tujuannya untuk memberi
kesempatan kepada sendi untuk memulihkan diri.
Satu hal yang perlu diingat bagi pengidap encok tungkai atau kaki:
jangan keliru memilih sepatu olahraga. Kita tahu, dengan semakin
bertambahnya usia, ruang sendi semakin sempit, lapisan rawan sendi kian
menipis, dan cairan ruang sendi sudah susut. Kondisi sendi yang sudah
seperti itu perlu dijaga dan dilindungi agar tidak mengalami goncangan
yang berat oleh beban bobot tubuh, terlebih pada yang gemuk.
Bila bantalan ( sol ) sepatu olahraganya kurang empuk, sepatu gagal
berperan sebagai peredam goncangan ( shock absorber ). Itu berarti sendi
tetap mengalami beban goncangan berat selama berjalan, apalagi bila
berlari atau melompat. Hal ini yang memperburuk kondisi sendi, lalu
mencetuskan serangan nyeri sendi atau menimbulkan penyakit sendi pada
mereka yang berisiko terkena gangguan sendi.
Munculnya nyeri sendi sehabis melakukan kegiatan berjalan kaki, bisa
jadi lantaran keliru memilih jenis sepatu olahraga. Sepatu bermerek
menentukan kualitas bantalannya, selain kesesuaian anatomi kaki.
Kebiasaan berjalan kaki tanpa alas kaki, bahkan di dalam rumah
sekalipun, bisa memperburuk kondisi sendi - sendi tungkai dan kaki,
akibat beban dan goncangan yang harus dipikul oleh sendi.
8. DEPRESI
Ternyata bergerak badan dengan berjalan kaki cepat juga membantu pasien
dengan status depresi. Berjalan kaki tergopoh - gopoh bisa menggantikan
obat antidepresan yang harus diminum rutin. Studi ihwal terbebas dari
depresi dengan berjalan kaki sudah dikerjakan lebih 10 tahun.
9. KANKER
Kanker juga dapat dibatalkan muncul bila kita rajin berjalan kaki,
setidaknya jenis kanker usus besar ( colorectal carcinoma ). Kita tahu,
bergerak badan ikut melancarkan peristaltik usus, sehingga buang air
besar lebih tertib. Kanker usus dicetuskan pula oleh tertahannya tinja
lebih lama di saluran pencernaan. Studi lain juga menyebutkan peran
berjalan kaki terhadap kemungkinan penurunan risiko terkena kanker
payudara.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Jinakkan Penyakit Dengan Mendaki Gunung "
Post a Comment