Desain Blog Tutorial dan Tips Trik Blogspot

Menyambangi Pemukiman Manusia Purba di Taman Purbakala Cipari

Taman Purbakala Cipari via areamagz.com
Bangunan cagar budaya merupakan aset bangsa yang sangat penting artinya bagi pemahaman dan pengembangan sejarah ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Sehingga bangunan cagar budaya perlu dilindungi dan dilestarikan demi memupuk kesadaran akan jati diri bangsa.
Salah satu bangunan cagar budaya yang dimiliki Indonesia adalah Situs Museum Taman Purbakala Cipari. Situs purbakala yang terletak di Kabupaten Kuningan ini merupakan situs peninggalan zaman megalitik.

Berada pada ketinggian 661 mdpl dengan luas 7.000 meter persegi, Situs Cipari pada awalnya merupakan tanah milik seorang warga bernama Wijaya. Pada tahun 1971, di tanah miliknya yang terletak di Kelurahan Cipari, Kecamatan Cigugur, ini secara tidak sengaja ditemukan sejenis batuan yang menyerupai batu yang dipamerkan di Paseban Tri Panca Tunggal, sebuah tempat cagar budaya di Kuningan.

Taman Purbakala Cipari | warisanindonesia.com
Penemuan ini langsung dilaporkan ke Lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional di Jakarta. Kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan penggalian dan penelitian. Dipimpin oleh Pangeran Djatikusumah, penggalian dilakukan dan berhasil menemukan peti kubur batu, kapak, batu, gelang, dan gerabah kuno.

Baru pada tahun 1972 dilakukan penggalian percobaan dengan tujuan penyelamatan benda-benda serta tata letak situs Cipari. Kemudian dilanjutkan pada tahun 1972. Dimana penggalian total dikerjakan serta menyusun situs sesuai dengan tempatnya.

Pada tahun 1976 dibangun museum yang berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan, merawat, dan memamerkan benda-benda hasil temuan tersebut. Dan pada tanggal 23 Februari 1978 museum diresmikan berdiri oleh Menteri Pendidikan saat itu, Prof. Dr. Syarif Thayeb.
via hendrinesia.blogspot.com
Bila mengacu pada tipologi dan stratigrafi, Situs Cipari merupakan gabungan antara zaman neolitik dan megalitikum. Hal ini dapat dilihat dari hasil temuan yang menggambarkan bahwa masyarakat pada waktu itu telah mengenal perunggu serta memiliki keahlian bercocok tanam dan berorganisasi dengan baik.

Selain itu, batu-batu besar yang berfungsi sebagai media komunikasi dengan arwah nenek moyang menjadi landasan mengapa Situs Cipari adalah peninggalan zaman Megalitikum.

Situs Cipari terbagi menjadi dua bagian, yaitu museum dan monumen di bagian luar. Di bagian luar terdapat dua kuburan batu, yang berbentuk trapesium. Pada saat ditemukan, kuburan batu hanya meninggalkan gelang batu dan gerabah, tidak ditemukan kerangka manusia di dalamnya.

Hal ini dikarenakan tanahnya yang gembur dan memiliki tingkat keasaman yang tinggi sehingga tidak bisa untuk mengawetkan organik manusia terutama tulang. 
via: kompas.com
Selain itu, terdapat altar batu, dolmen, batu gelang, menhir, dan dakon. Semua monumen ini dahulunya berfungsi sebagai tempat untuk melakukan ritual, pemujaan, dan berkomunikasi dengan arwah nenek moyang.

Pada bagian dalam museum terdapat benda-benda hasil temuan yang terpajang dengan rapi. Kapak batu, gelang batu, kapak perunggu, dan gerabah masih terawat dengan baik. Dahulunya benda-benda tersebut merupakan perkembangan teknologi yang sudah maju dari nenek moyang di nusantara pada zamannya.

Mengunjungi Situs Cipari tidak hanya melihat dan mempelajari peninggalan dari nenek moyang. Namun suasananya yang sejuk menjadikan pengalaman mengunjungi situ ini menjadi sagat nyaman dan menyenangkan.

0 Response to "Menyambangi Pemukiman Manusia Purba di Taman Purbakala Cipari"

Post a Comment