Situ Sipatahunana | foto: Sandra Nurdiansyah |
Bandung - Situ Sipatahunan yang terletak di RW 05 Kelurahan/Kecamatan Baleendah kondisinya cukup memprihatinkan.
Berdasarkan pantauan INILAH, di situ tersebut terdapat dua titik TPSA yang dibangun Pemkab Bandung saat kepemimpinan RH Lily Sumantri sekitar tahun 1980-an.
Keberadaan TPSA ini hanya berjarak sekitar dua meter dari bibir situ. Otomatis, sampah rumah tangga dan limbah pabrik yang dibuang ke dua TPSA tersebut meluap ke dalam situ.
Ketua RT 06 RW 05 Komar Sahria (65) mengatakan, Pemkab sebenarnya menjanjikan akan menjadikan situ hektar itu sebagai lokasi objek wisata. Namun hingga saat ini rencana tersebut belum menampakan tanda-tanda. Fasilitas pendukung seperti jalan pun rusak parah.
"Rencananya pada 2015 nanti mau dibangun dan dipercantik. Tapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda akan dikerjakan," kata Komar, Minggu (14/12/14).
Bahkan, bukannya mempercantik situ untuk mendukung pariwisata, pemerintah malah memberikan bantuan pembangunan gedung pengelolaan sampah di RW 05. Pembangunan tempat pengelolaan sampah ini dibuat karena warga sekitar tidak bisa dilayani oleh Dinas Kebersihan.
"Di sini memang tidak ada pelayanan sampah dari dinas terkait. Jadi warga buang sampah ke situ. Selain itu, situ ini juga tidak pernah dijaga dan dirawat pemerintah," ujarnya.
Komar melanjutkan, karena banyaknya warga yang membuang sampah ke Situ Sipatahunan, warga akhirnya berinisiatif membuat pengurus sampah.
Warga yang dijadikan pengelola sampah tersebut bertugas mengambil sampah rumah tangga dari warga untuk dibuang ke pinggir situ. Sebagai kompensasi, mereka membayar iuran sebesar Rp15.000-Rp20.000 per rumah setiap bulannya.
Edi (55) salah seorang pengelola sampah di TPSA Situ Sipatahunan mengatakan, kebiasaan warga membuang sampah ke Situ Sipatahunan memang sudah cukup lama.
Mulanya warga membuangnya sendiri, sampai beberapa tahun belakangan dia dijadikan pengelola yang bertugas mengangkut sampah dari rumah warga dan dibuang ke pinggir Situ Sipatahunan.
"Biasanya sampah dikelola dengan cara dibakar, kalau tidak dibakar bisa masuk ke situ," katanya.
Meski bakal jadi tempat wisata, Edi mengatakan, pemerintah malah memberi bantuan berupa bangunan pengelolaan sampah berukuran sekitar 6 x 4 meter yang berjarak sekitar dua meter dari bibir situ.
"Dapat bantuan bulan kemarin dari pemerintah. Bangunan ini untuk pengelolaan sampah. Ini juga belum selesai," ujarnya.
Tak hanya itu, pemerintah pun berencana memberi bantuan berupa mesin pengolahan sampah organik yang akan ditempatkan di bangunan pengelolaan sampah tersebut.
Edi melanjutkan, selain warga RW 05, di Situ Sipatahunan juga terdapat tempat yang biasa digunakan sebagai pembuangan sampah dari beberapa pabrik di sekitar Baleendah. Beberapa pabrik tersebut membuang sampah pada malam hari dengan menggunakan truk.
"Kalau pabrik biasanya membuang sampah ke situ malam hari. Sampah yang dibuang dari pabrik itu seperti limbah majun dan lainnya," terangnya. Bahkan, kata dia, kerap kali sampah yang dibuang telah tercampur dengan bahan kimia.
"Kalau musim hujan, biasanya sampah dari pabrik suka masuk ke Situ Sipatahunan, soalnya lokasinya tebing jadi air membawa sampah masuk ke situ," ujarnya. [hus]
0 Response to "Duh, Situ Sipatahunan Baleendah Jadi Tempat Sampah"
Post a Comment